Prolog:
Wiwik dan Tutut adalah dua gadis yang malang. Kedua orang itu hamil sebelum perkawinan. Kejadian itu, dapat diketahui setelah dua bulan, mereka rekreasi dari Tawangmangu. Namun Wiwik lebih beruntung dari pada Tutut, Sebab Budi sedia bertanggung jawab, bahkan sudah dikawininya secara resmi. Bagaimana keadaan Tutut sekarang? Tomy tidak mau mengawini secara resmi. Padahal fakta membuktikan bahwa Tomy dan Tutut sama-sama melakukan gituan
Musibah telah terjadi. Tutut memerlukan dewa penolong, Siapa dewa penolong itu? Di sini tidak lain adalah Totok. Kenapa Totok dengan ringan tangan bersedia menuntaskan masalah? Silakan ikuti dialog-dialog berikut ini!
Wiwik :Bagaimana Tut, Tomymu? Apa dia sudah datang dari Jakarta?
Tutut :Datang sih sudah! Tapi dasar lelaki. Bosan aku berurusan dengan dia. Lagi orang tuanya yang bawel itu malah menyalahkan aku!
Wiwik :Lho! Emangnya yang salah itu siapa?
Tutut : Ya, jelas dia dong. Kalau aku nggak dikasih itu, kan enggak begini jadinya.
Wiwik :Kalau kamu nggak mau diajak itu, pasti nggak begitu!
Tutut :Kau juga menyalahkan aku?
Wiwik : (Tersenyum)
Tutut :Kau juga menyalahkan aku?(lebih keras dialognya, karena Tutut sedikit marah kepada Wiwik).
Wiwik :Tomy memang begitu! Dia sulit untuk bisa dipercaya. Dan kau tahu, apa yang menyebabkan dia berani menolakmu, dan menyalahkanmu?
Tutut :Tidak. (Suara Tutut lemah).
Wiwik : Karena kekayaannya itulah! Dan kau mengejar kekayaannya itu bukan?
Tutut :Aku sama sekali tidak mengejar kekayaannya.
Wiwik :Ketampannanya?
Tutut : (Mengangguk)
Wiwik : Sama saja,
Tutut :Ya, beda! Terus terang saja, Wik, kau membela Tomy.
Wiwik : Jangan putus asa! Saya dan Mas Budi sedang mengusahakan!
Tutut :Pertemuanku dengan Tomy?
Wiwik : Ya!
Tutut :Dan kemudian akan menjatuhkan namaku, seperti ketika kalian pertemukan di Tawangmangu itu?
Wiwik :Jelas beda dong! Aku juga mengakui kejadian itu. Aku juga merasa bersalah. Mas Budi juga merasa bersalah. Hingga beginilah aku bisa hidup sebagai suami-istri.
Tutut :Tapi aku? Apakah aku hanya hidup ke dalam ketidak tentuan belaka?
Wiwik :Aku dan Mas Budi sedang berusaha mengambil jalan tengah!
Tutut :Di mana Mas Budi sekarang?
(Wiwik belum sampai menjawab, Budi telah masuk bersama Totok, mereka saling bersalaman)
Budi :Sukses! Eh, hendaknya ditulis dengan huruf besar SUKSES!
(Wiwik dan Tutut bengong tak mengerti, Totok sedikit senyum)
Wiwik :Apa sih Mas?
Tutut :Apa?
(Budi masih tertawa lebar, sedang Tutut dan Wiwik saling pandang tak mengerti)
Budi : Kalian pasti tak mengerti. (Sambil menunjuk Wiwik dan Tutut) Kali ini kita sama mengharapkan, dari dewa penolong kita, semoga ia berhasil dalam perannya. Apakah kalian sudah mengetahui siapa dewa penolong kita itu?
(Wiwik dan Tutut hampir bersamaan menggelengkan kepala)
Budi :Baik, inilah dia orangnya (sambil menunjuk Totok)
Wik+Tut : Totok?
Budi : Tepat! Okey, Tok, gantian engkau yang bicara!
Totok :Bicara apa Bud?
Budi :Terserah asal bicara. Asal ada kaitannya dengan apa yang kita bicarakan tadi.
Totok :Soal Tomy?
Budi : Apalagi kalau bukan?
Totok :Baik terima kasih! Wiwik dan Tutut kan sudah lama kenal dengan ku?
Tutut :Ya, siapa yang tidak kenal dengan Totok. Di sekolah kita itu, mereka semua kenal. Karena kenakalanmu, sampai engkau dikors berkali-kali.
Tutut : Aku masih ingat, setiap pagi harus pajak uang padamu Rp 1000,-
Totok : ( tertawa) Itu, kan dulu, sekarang lain lho Tik!
Tutut : Sekarang lima ribu?
Totok :Bukan begitu! Aku sekarang sadar. Tak mau lagi aku berkelai, kalau tidak terpaksa sekali.
Budi :Sudah! Sudah! Sekarang kita bicara yang sekarang! Bukan yang dahulu. Okey?
Tutut :( Memandang tajam pada Totok)
Wiwik : Sekarang kita mau bicara apa sih?
Budi : Membicarakan keadaan Tutut.
Tutut : Membicarakan aku?
Budi :Aku tahu keadaanmu, Tutut, aku sebetulnya menyesalkan tindakkan Tomy yang tidak bertanggung jawab itu.
Tutut :Aku akan dikawinkan dengan Totok?
Totok :Tidak! Aku tidak berani.
(Hening sejenak, mereka saling berpandangan)
Budi :Ayoo… kita mulai bicara lagi. Tapi ingat jangan tegang-tegangan.
Totok :Begini Tut, aku akan menolongmu. Aku pernah berhutang budi padamu. Aku merasa berdosa saat itu, meminta uang dengan paksa, sampai beberapa kali.
( Totok diam sejenak)
Totok : Pagi tadi Budi bercerita padaku tentang keadaanmu. Sebenarnya aku menyesalkan tindakkan Tomy itu. Kenapa dia melakuklan tindakan begitu kepadamu? Kupikir terlalu nekad. Nah, kuharap kau mengerti Tutut!
Tutut :Kau akan menolongku?
Totok :Ya!
Tutut :Dengan cara bagaimana kau akan menolongku?
Totok :Menyeret Tomy ke hadapan Tutut.
Tutut :Hah?! (Agak terkejut)
Totok :Tomy harus bersumpah dihadapan Tutut, bahwa dia harus bersedia mengawini Tutut dengan segera!
Tutut :Bisakah begitu?
Totok :Itulah Totok, yang dulu nakal dan bejad, kini akan memulai dengan kebaikan.
Tutut : Toook…!(menubruk Totok sambil menangis)
Wiwik :Sudahlah, Tut, kita tunggu saja. (kepada Totok) Kapan Tok, kau akan muai mencarinya?
Totok :Sekarang dia di rumahku, Okey, sebentar aku pergi menjemput Tomy!
(Totok pergi ke luar meninggalkan mereka)
Wiwik :Mas, Budi, dapatkah kau percaya ucapan Totok tadi?
Budi :Aku percaya sekarang! Dulu ketika sama-sama satu kelas banyak yang curiga kepadanya. Padahal ya dia memang betul-betul terdesak .
Tutut : Terdesak? Terdesak apanya?
Budi : Dia itu, orang tuanya miskin.Terdesak ekonominya.
Tutut : Sekarang kok bisa kaya? Pakai mobil? Pakaiannya necis?
Budi :Dia dulunya bekerja sebagai penjaga toko. Ketika toko itu kena rampok, dialah yang bisa menyelamatkannya.
Wiwik :Totok?
Tutut :Hingga tak terjadi lagi perampokan?
Budi : Ya, dialah yang menyelamatkan. Hingga akhirnya pemilik toko mengambil Totok sebagai menantu.
Tutut :Jadi dia sudah kawin?
Budi :Malah dia sudah punya anak!
Tutut :Aku akan minta maaf kepadanya nanti……… (ucapannya itu tidak jadi dilanjutkan karena tiba-tia pintu terbuka).
Totok : Tom, kau jangan mencoba lari dari kenyataan ini.
Tomy : Aku tidak diperkenankan oleh orang tuaku!
Totok :Itu bukan alasan yang kuat, untuk menolak!
Tomy :Kalau aku melepas orang tuaku, aku kan belum bekerja?
Totok : Lihat Budi, apakah dia sudah bekerja? Toh dia juga mengawini Wiwik.
(Pelan-pelan Tomy memandangi Tutut, pertama yang dilihat adalah perutnya yang tampak sedikit buncit. Lalu dengan pelan-pelan pula Tomy melangkah ke arah Tutut kemudian berjabat tangan)
Tomy :Tutut, aku berjanji dalam waktu dekat ini aku akan segera menikahimu.
Tutut :Terima kasih.
Totok :Tomy, kalau cuma janji kosong yang kau berikan pada Tutut, jangan harap kau bisa hidup tenang!
(Tomy tak berani memandang Totok yang memuncak kemarahannya)
Budi :Terima kasih usahamu Tok!
Totok : (mengangguk) Sama-sama!
(Layar ditutup perlahan-lahan)